Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akibat globalisasi menjadi semakin pesat dan mendorong adanya aktivitas interdependensi internasional melalui bidang ekonomi dan budaya. Indonesia yang merupakan negara anggota dari Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) tentu saja tidak hanya dituntut untuk berpartisipasi dalam program ASEAN Economic Community (AEC), akan tetapi juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan budaya khususnya dalam regional ASEAN. Pengembangan budaya tidak akan mungkin dapat terealisasikan dengan hanya bertumpu pada peran sektor pemerintah saja, namun juga perlu adanya keinginan yang kuat dari masyarakatnya sebagai bagian dari civil society untuk meningkatkan kemampuan bahasa. Bahasa menjadi bagian terpenting dari kemajuan sosial suatu bangsa dikarenakan merupakan akar budaya serta representatif peradaban manusia.
Globalisasi yang memungkinkan adanya pertukaran gagasan serta perpindahan produk barang dan jasa, memberikan tantangan sekaligus peluang bagi masyarakat Indonesia untuk kemudian menjadi bagian dari fenomena internasional ini. Penguasaan bahasa asing menjadi indikator utama untuk meningkatkan kemampuan individu dalam persaingan global, terutama kecakapan Bahasa Asing Ketiga selain Bahasa Inggris. Kecakapan bahasa dapat membantu individu untuk lebih memahami karakter dan budaya orang asing sehingga mempermudah proses adaptasi dan negosiasi ketika bekerjasama dengan mitra asing. Oleh sebab itu Languange Training Center (LTC) yang merupakan bagian dari PT. Umat Mandiri Berkemajuan (PT. UMB) hadir sebagai poros dalam pengelolaan bahasa asing di lingkungan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta khususnya, dan Yogyakarta secara keseluruhan melalui pelayanan pelatihan, penerjemahan, dan pengujian.
Pusat Pelatihan Bahasa (PPB) saat ini tidak hanya berfungsi sebagai wadah pembelajaran bahasa saja, namun juga telah mengalami transformasi sebagai Languange Training Center yang bertindak sebagai pusat penyelenggaraan kegiatan pelatihan dan konsultasi dalam pengembangan bahasa. Tentu saja dalam perkembangannya LTC tidak hanya membatasi diri dalam pengelolaan Bahasa Inggris, namun juga membangun kerjasama dalam pembelajaran bahasa dan budaya dari Bahasa Asing Ketiga seperti Arab, Mandarin, Jepang, Korea, Italia, Spanyol, bahkan Jerman. Fakta bahwa penggunaan bahasa tidak dapat dipisahkan dari cerminan kebudayaan dan identitas negara asalnya ini, kemudian menuntut performa yang lebih kondusif bagi LTC untuk menjawab permintaan dan tawaran kerja sama yang lebih profesional, baik dari kalangan internal (seperti pelatihan bahasa asing khusus bagi profesi) maupun eksternal berupa workshop peluang karir dan studi di negara tertentu.